Beranda | Artikel
Contoh Sikap Al-Wala Wal Bara - Kitab Ahsanul Bayan (Ustadz Kurnaedi, Lc.)
Kamis, 15 Maret 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Contoh  Sikap Al-Wala’ Wal Bara’ merupakan bagian dari kajian kitab “أحسن البيان من مواقف أهل الإيمان” “Ahsanul Bayan min Mawaqifi Ahlil Iman” karya Syaikh Abu Islam Shalih bin Thaha Abdul Wahid rahimahullah, yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. Kajian ini disampaikan pada 19 Jumadal Awwal 1439 H / 05 Februari 2018 M.

Download kajian sebelumnya tentang Sikap Al-Wala’ Wal Bara’ Bagian 3 – Kitab Ahsanul Bayan

Download kitab أحسن البيان من مواقف أهل الإيمان” versi PDF di sini

Kajian Tentang Contoh Sikap Al-Wala’ Wal Bara’ – Kitab Ahsanul Bayan

Contoh kali ini diambil dari kisah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengamalkan aqidah yang mulia ini. Penulis kitab ini Syaikh Abu Islam Shalih bin Thaha Abdul Wahid rahimahullah mengatakan bahwa banyak orang yang terjatuh kedalam maksiat. Diantara maksiat tersebut, ada yang bentuknya kufrun akbar. Yaitu mengeluarkan pelakunya dari Islam. Dan ada pula yang bentuknya dibawah itu. Tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam. Namun hendaknya kita selalu hati-hati dari maksiat-maksiat tersebut. Baik itu maksiat yang mengeluarkan orang dari Islam atau maksiat yang dibawahnya.

Kemudian penulis kitab ini berkata, “Anda melihat banyak sekali dari orang yang tidak mempunyai akal. Mereka bergegas menuju negeri-negeri kafir dan mereka betul-betul antusias untuk tinggal di negeri-negeri kafir. Kemudian mereka ingin sekali menjadi warganegara sana. Mereka tinggal di sana bersama anak-anak mereka diantara orang-orang kafir. Padahal Islam memerintahkan orang muslim untuk hijrah dari negeri kafir ke negeri Islam.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku berlepas diri dari setiap muslim yang tinggal diantara kaum musyrikin. Para sahabat bertanya, ‘kenapa?’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘jangan sampai api dari keduanya itu saling terlihat’

Ibnul Atsir rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ‘jangan sampai api dari keduanya itu saling terlihat’ adalah bahwa wajib bagi muslim untuk menjauhkan rumahnya dari rumah orang musyrik. Jangan tinggal di tempat yang mana apabila apinya dia bakar, terlihat oleh orang musyrik.

Tidak boleh selamanya kita tinggal diantara mereka. Kecuali dalam urusan dakwah. Kita mendakwahi mereka agar masul Islam. Atau karena ada kebutuhan darurat yang dibutuhkan oleh kaum muslimin. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah mengeluarkan fatwa haramnya safar ke negeri-negeri kafir untuk tamasya kecuali dengan tiga syarat. Pertama memiliki ilmu yang bisa membentengi diri dari syubhat, kedua memiliki agama yang dia bisa menjaga dirinya dari fitnah syahwat, ketiga punya kebutuhan seperti dakwah, berobat, atau mencari ilmu di sana lalu pulang lagi. Adapun dengan alasan dunia atau uang kemudian kita pergi ke negeri mereka dan kita ridho dengan kehinaan bersama mereka untuk mendapatkan harta, maka itu tidak diperbolehkan.

Simak Penjelasan Lengkap dan Download Kajian Tentang Contoh Sikap Al-Wala’ Wal Bara’ – Kitab Ahsanul Bayan



Artikel asli: https://www.radiorodja.com/30378-contoh-sikap-al-wala-wal-bara-kitab-ahsanul-bayan-ustadz-kurnaedi-lc/